Google Resmi Izinkan Pengguna Mengubah Alamat Gmail Secara Mudah
Google akhirnya merilis fitur baru yang telah lama dinantikan pengguna. Kini, alamat Gmail dapat diubah ke alamat baru yang sama-sama...
Read more
Selama bertahun-tahun, Adobe Photoshop dikenal sebagai standar emas dalam dunia desain grafis dan pengeditan foto profesional. Namun, kehadiran Affinity mulai mengubah peta persaingan industri kreatif. Aplikasi buatan Serif ini menawarkan kemampuan sekelas Photoshop, tetapi dengan pendekatan biaya yang lebih terjangkau, bahkan kini tersedia versi gratis yang bisa digunakan siapa saja.
Menurut data dari laman resmi Serif, Affinity dirancang untuk memberikan pengalaman desain profesional tanpa keterikatan biaya berlangganan bulanan seperti yang diterapkan Adobe. Pendekatan ini menjadi daya tarik besar, terutama bagi pelajar, freelancer, hingga pelaku usaha kecil menengah.
Affinity merupakan rangkaian aplikasi desain profesional yang dikembangkan oleh Serif, perusahaan perangkat lunak asal Inggris. Awalnya, paket Affinity terdiri dari tiga aplikasi utama:
Affinity Photo, untuk pengeditan foto yang menjadi alternatif Photoshop,
Affinity Designer, untuk desain grafis berbasis vektor seperti Adobe Illustrator, dan
Affinity Publisher, untuk tata letak serta penerbitan konten seperti InDesign.
Namun, sejak Oktober 2025, Serif resmi diakuisisi oleh Canva, perusahaan teknologi asal Australia yang dikenal dengan pendekatan desain instannya. Setelah akuisisi ini, seluruh produk Affinity digabung dalam satu aplikasi terpadu dengan empat tab utama: Vector, Pixel, Layout, dan Canva AI.
Kombinasi tersebut memungkinkan pengguna berpindah dari desain vektor ke pengeditan foto atau layout penerbitan tanpa membuka aplikasi lain. Integrasi ini dinilai mempermudah proses kreatif sekaligus menghemat waktu kerja desainer.
1. Tidak Perlu Berlangganan
Salah satu alasan utama banyak pengguna beralih dari Photoshop ke Affinity adalah sistem biaya. Paket Photoshop dimulai dari sekitar USD 20 (Rp320 ribu) per bulan untuk komitmen tahunan, atau USD 30 (Rp480 ribu) per bulan untuk langganan fleksibel. Bahkan, pembatalan di tengah periode bisa dikenakan denda hingga USD 120 (Rp1,9 juta).
Sebaliknya, Affinity menawarkan dua opsi sederhana:
Versi gratis dengan fitur inti,
Versi premium dengan pembayaran satu kali.
Pendekatan ini jauh lebih ramah untuk pengguna kasual atau profesional independen yang tidak memerlukan ekosistem Adobe yang kompleks.
2. Antarmuka Intuitif dan Mudah Dipelajari
Affinity dikenal dengan antarmuka (UI) yang sederhana dan rapi. Tab Vector menampilkan alat ilustrasi yang familiar bagi pengguna Illustrator, sementara tab Pixel menyediakan pengaturan pengeditan foto lengkap.
Aplikasi ini juga dilengkapi stabilizer untuk menghaluskan goresan dan asisten otomatis yang mencegah kesalahan seperti menggambar di layer yang salah. Karena itu, pengguna baru bisa belajar dengan cepat tanpa harus mempelajari banyak tutorial.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan Photoshop, proses migrasi juga terasa mudah karena alur kerja Affinity dibuat menyerupai workflow aplikasi Adobe.
3. Fitur Profesional Setara Photoshop
Meskipun gratis, Affinity tetap mendukung fitur profesional, seperti:
Pengeditan foto RAW,
Sistem layer lengkap,
Color management untuk CMYK dan LAB,
Kompatibilitas file PSD.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini identik dengan penyakit orang tua. Namun kenyataannya, kondisi ini kini semakin banyak ditemukan...