Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Menjaga kadar gula darah tetap stabil adalah langkah penting untuk mencegah diabetes dan sejumlah komplikasi metabolik lain yang dapat muncul tanpa gejala awal. Banyak orang baru memeriksakan gula darah setelah mengalami keluhan, padahal menurut dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrin, metabolisme, dan diabetes, dr. I Gusti Ngurah Adhiartha, SpPD-KEMD, FINASIM, batas normal gula darah sebenarnya tidak berubah berdasarkan usia maupun jenis kelamin.
Menurut Adhiartha, kesalahan umum yang sering terjadi adalah salah menafsirkan angka pemeriksaan. Kondisi ini membuat seseorang menunda skrining hingga gejala muncul, padahal deteksi dini dapat mengurangi risiko komplikasi yang lebih besar di kemudian hari. Untuk memahami acuannya, berikut penjelasan mengenai kadar gula darah normal, tanda kenaikan gula, dan kondisi yang membuat seseorang perlu segera melakukan pemeriksaan.
Menurut Adhiartha, standar pemeriksaan gula darah dibagi menjadi tiga kategori, yaitu gula darah puasa, gula darah dua jam setelah makan, dan gula darah sewaktu. Ketiganya memiliki tujuan yang berbeda dan sama-sama digunakan dalam menilai risiko diabetes.
Ia menjelaskan bahwa gula darah puasa normal berada pada kisaran 70 hingga 99 mg/dL, dengan syarat pasien telah berpuasa minimal delapan jam. Jika hasilnya mencapai 100 hingga 125 mg/dL, kondisi tersebut masuk kelompok prediabetes. Nilai 126 mg/dL atau lebih dapat mengarah pada diabetes, selama pemeriksaan dilakukan menggunakan darah vena, bukan darah kapiler dari glukometer.
Pada kategori gula darah dua jam setelah makan, nilai di bawah 140 mg/dL dianggap normal. Angka 140 hingga 199 mg/dL menunjukkan adanya gangguan toleransi glukosa, sementara nilai 200 mg/dL atau lebih konsisten dengan diagnosis diabetes.
Untuk pemeriksaan gula darah sewaktu, hasil 200 mg/dL atau lebih yang disertai gejala klasik sudah dapat ditegakkan sebagai diabetes. Adhiartha menegaskan bahwa usia dan jenis kelamin tidak memengaruhi batas normal tersebut. “Usia dan jenis kelamin tidak membuat batasan ini berubah. Bahkan untuk usia di bawah 18 tahun pun angkanya sama,” kata Adhiartha.
Peningkatan gula darah biasanya tidak terjadi tiba-tiba. Tubuh memberi sinyal tertentu yang bisa dirasakan ketika kadar glukosa mulai tidak terkendali. Menurut Adhiartha, gejala klasik yang sering muncul meliputi banyak minum, banyak buang air kecil, mudah lapar, penurunan berat badan, dan penglihatan kabur.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...