Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Sebuah penelitian dari Koç University di Istanbul mengungkap empat tanda red flag yang bisa menunjukkan bahwa seseorang lebih berpotensi melakukan perselingkuhan. Studi ini dilakukan terhadap 280 responden berusia 18 sampai 30 tahun yang sudah menjalin hubungan minimal selama satu tahun. Dari hasil analisis, para peneliti menemukan sejumlah faktor psikologis dan historis yang sangat memengaruhi tingkat risiko seseorang untuk tidak setia dalam hubungan.
Tanda pertama yang menjadi penekanan riset adalah riwayat perselingkuhan, baik yang pernah dilakukan oleh individu itu sendiri maupun yang terjadi dalam keluarganya. Peneliti menyatakan bahwa individu yang tumbuh di keluarga dengan masalah perselingkuhan lebih rentan mengembangkan pola serupa. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman masa kecil dan dinamika keluarga bisa memberi pengaruh besar terhadap cara seseorang memandang komitmen dan kesetiaan.
Selain faktor riwayat, indikator penting kedua adalah kurangnya keintiman dan kepuasan dalam hubungan, baik secara emosional maupun seksual. Ketika pasangan merasa kebutuhan afeksi atau kedekatan tidak terpenuhi, mereka bisa menjadi lebih mudah mencari perhatian dari pihak lain. Kondisi ini sering kali berkembang menjadi celah bagi perselingkuhan jika tidak ditangani dengan komunikasi terbuka.
Faktor ketiga yang ditemukan adalah attachment avoidance, yaitu kecenderungan seseorang untuk menghindari kedekatan emosional dan enggan terbuka terhadap pasangannya. Individu dengan pola ini biasanya lebih sulit memberi komitmen emosional yang stabil. Minimnya kebutuhan akan kedekatan membuat mereka lebih mudah mengambil jarak dalam hubungan, sehingga meningkatkan potensi mencari validasi dari orang lain.
Tanda keempat adalah rendahnya persepsi kedekatan emosional dan seksual. Ketika seseorang merasa jarak emosional dengan pasangannya semakin besar, hubungan menjadi lebih rapuh. Kerapuhan ini dapat memunculkan keinginan untuk menemukan kembali rasa kedekatan dari pihak lain yang dinilai lebih bisa memberi perhatian.
Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa potensi perselingkuhan tidak hanya muncul karena satu faktor tunggal, tetapi dipengaruhi kombinasi latar belakang, pola emosi, hingga kualitas interaksi sehari-hari. Karena itu penting bagi pasangan untuk mengenali tanda-tanda red flag ini lebih awal agar bisa memperbaiki kualitas hubungan sebelum muncul konflik yang lebih besar.
Menurut para ahli hubungan, memahami red flag seperti kurangnya keintiman atau pola penghindaran kedekatan adalah langkah penting untuk membangun relasi yang sehat. Pasangan perlu memiliki keberanian untuk membicarakan kebutuhan emosional dan seksual secara jujur, karena kedua aspek tersebut sangat menentukan kestabilan hubungan jangka panjang.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...