Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Kram pada kaki sering dialami banyak orang, terutama saat beraktivitas atau setelah olahraga. Menurut Cleveland Clinic, kram kaki biasanya terjadi tiba-tiba dan menyebabkan otot, terutama di bagian betis, mengencang secara tidak terkendali.
Meskipun terasa sangat menyakitkan, kondisi ini umumnya tidak berbahaya jika hanya terjadi sesekali. Namun, bila kaki sering kram tanpa alasan yang jelas, hal itu bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyakit yang dapat memicu kram kaki berulang menurut berbagai sumber medis.
Kalium berperan penting dalam mengatur kontraksi otot dengan membantu transmisi sinyal dari otak ke otot. Kekurangan mineral ini dapat mengganggu proses tersebut dan menyebabkan otot berkontraksi lebih lama dari seharusnya.
Akibatnya, kram kaki sering terjadi terutama setelah aktivitas fisik berat. Untuk mencegahnya, perbanyak konsumsi makanan kaya kalium seperti pisang, alpukat, dan kentang.
Berdasarkan penjelasan ahli gizi dari Harvard Health Publishing, tubuh orang dewasa membutuhkan sekitar 3.500–4.700 mg kalium per hari agar fungsi otot tetap optimal.
Multiple sclerosis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. Kondisi ini dapat menyebabkan spastisitas, yaitu otot menjadi kaku dan sulit digerakkan.
Menurut National Multiple Sclerosis Society, penderita MS sering mengalami kram pada kaki akibat gangguan sinyal saraf ke otot. Cara terbaik untuk mengurangi keluhan ini adalah dengan melakukan peregangan otot secara teratur dan menjaga pola makan yang sehat.
Kurangnya asupan cairan menjadi salah satu penyebab paling umum terjadinya kram kaki. Dehidrasi menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, sehingga otot menjadi lebih mudah tegang dan sulit relaksasi.
Menurut Mayo Clinic, cairan tubuh berperan besar dalam menjaga fungsi otot dan saraf. Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik, terutama saat cuaca panas atau saat berolahraga intensif.
Saran sederhana: konsumsi air putih minimal 2 liter per hari, atau lebih jika kamu banyak berkeringat.
Orang dengan diabetes tipe 2 sering mengalami kram otot di malam hari, terutama pada bagian kaki. Berdasarkan data dari WebMD, kondisi ini biasanya dipicu oleh neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tidak terkendali.
Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga bisa memengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh, membuat otot lebih mudah kram. Untuk mencegahnya, penderita diabetes disarankan menjaga pola makan sehat, rutin olahraga ringan, dan mengontrol kadar gula darah sesuai anjuran dokter.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...