Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Mempunyai sahabat dekat tentu memberi rasa nyaman, dukungan emosional, dan kebahagiaan. Namun, siapa sangka kalau hubungan persahabatan yang kuat juga dapat memperlambat proses penuaan dan membuat seseorang terlihat lebih muda secara biologis?
Penemuan menarik ini diungkap oleh sekelompok peneliti dari Cornell University, Amerika Serikat, yang hasil studinya dipublikasikan dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity edisi Oktober 2025.
Studi tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki hubungan sosial dan persahabatan yang kuat memiliki jam epigenetik lebih lambat. Artinya, usia biologisnya bisa lebih muda daripada usia kronologis yang dihitung berdasarkan tanggal lahir.
Jam epigenetik (epigenetic clock) adalah penanda biologis yang digunakan untuk memperkirakan usia sel seseorang berdasarkan perubahan molekul DNA. Berbeda dari usia kronologis yang bertambah setiap tahun, usia epigenetik menggambarkan seberapa cepat tubuh seseorang benar-benar menua di tingkat seluler.
Dalam studi ini, peneliti menggunakan dua indikator utama: GrimAge dan DunedinPACE. Keduanya dianggap akurat dalam memprediksi risiko penyakit dan tingkat kematian seseorang.
Menariknya, hasil riset menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki jaringan sosial lebih kuat dan berkelanjutan menunjukkan profil biologis yang jauh lebih muda di kedua pengukuran tersebut.
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Anthony Ong, ahli psikologi dari Cornell University, melibatkan lebih dari 2.100 orang dewasa dalam studi jangka panjang bertajuk Midlife in the United States (MIDUS).
Hasilnya, mereka yang melaporkan tingkat persahabatan lebih tinggi dan dukungan sosial yang baik memiliki tingkat penuaan epigenetik lebih lambat serta peradangan kronis yang lebih rendah.
“Keunggulan sosial kumulatif sebenarnya berkaitan dengan kedalaman dan keluasan koneksi sosial Anda sepanjang hidup,” ujar Ong dalam pernyataannya yang dikutip dari Science Daily pada Sabtu (11/10/2025).
Dalam penelitiannya, Ong dan tim menyoroti empat area utama yang menentukan seberapa kuat hubungan sosial seseorang, yaitu:
Kehangatan dan dukungan dari orang tua saat masa kanak-kanak.
Keterhubungan dengan komunitas dan lingkungan sekitar.
Keterlibatan dalam kegiatan keagamaan atau komunitas spiritual.
Dukungan emosional yang berkelanjutan dari teman dan keluarga.
Keempat aspek ini disebut membentuk dasar “modal sosial” yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara jangka panjang.
Menurut para peneliti, hubungan sosial yang kuat memiliki efek positif terhadap sistem regulasi tubuh, termasuk jalur epigenetik, inflamasi (peradangan), dan neuroendokrin.
Hubungan ini tidak hanya menenangkan secara emosional, tapi juga menurunkan kadar interleukin-6 (IL-6) — yaitu molekul pro-inflamasi yang terlibat dalam penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan gangguan sistem saraf.
Dengan kadar IL-6 yang lebih rendah, tubuh menjadi lebih tahan terhadap stres biologis dan penuaan sel pun berjalan lebih lambat.
Ong menekankan bahwa manfaat ini bukan hanya berasal dari satu atau dua pertemanan saja, melainkan dari akumulasi hubungan sosial yang sehat sepanjang hidup.
“Ini bukan tentang memiliki teman hari ini, tapi bagaimana koneksi sosial Anda telah tumbuh dan mendalam selama bertahun-tahun. Akumulasi itu membentuk lintasan kesehatan Anda dengan cara yang terukur,” ujar Ong.
Menurutnya, koneksi sosial ibarat rekening pensiun kesehatan. Semakin awal seseorang “berinvestasi” dalam hubungan sosial dan semakin konsisten menjaganya, maka “imbal hasil” yang diperoleh juga lebih besar di masa depan.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...