Bulog Usul Cadangan Gula Pemerintah untuk Stabilkan Harga

Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyebut CGP dapat menjadi solusi win-win bagi petani dan konsumen. (Sumber: ANTARA)
Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyebut CGP dapat menjadi solusi win-win bagi petani dan konsumen. (Sumber: ANTARA)

Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyebut CGP dapat menjadi solusi win-win bagi petani dan konsumen

Perum Bulog mengajukan usulan penting terkait tata niaga gula nasional, yaitu pembentukan Cadangan Gula Pemerintah (CGP). Usul ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta Pusat pada Senin (29/9).

Menurut Ahmad, CGP diperlukan untuk menstabilkan harga gula sekaligus menjamin kesejahteraan petani tebu. Ia menegaskan bahwa ketidakstabilan harga gula tidak hanya berdampak pada pendapatan petani, tetapi juga berimbas pada harga jual di tingkat konsumen.

Konsep CGP seperti Cadangan Beras Pemerintah

Ahmad menjelaskan, konsep CGP ini mirip dengan cadangan beras yang selama ini dikelola Bulog. Dengan adanya cadangan resmi dari pemerintah, harga gula di pasaran akan lebih terkendali.

“Kami menyarankan supaya layaknya seperti beras. Jadi gula pun nanti harganya lebih terkendali. Termasuk menjamin supaya para petani tebu bisa menjual hasil panen dengan harga yang diinginkan, tidak terlalu rendah,” ujar Ahmad.

Ia menambahkan, saat ini banyak petani tebu kesulitan menjual hasil panennya karena minim pembeli. Dengan skema offtaker yang dijalankan Bulog, pemerintah akan membeli gula dengan harga layak sehingga petani tidak dirugikan.

Win-Win Solution untuk Petani dan Konsumen

Dalam konsep CGP, Bulog akan bertindak sebagai pengumpul hasil produksi atau offtaker. Menurut Ahmad, skema ini menawarkan solusi win-win: di satu sisi petani mendapatkan harga yang layak, sementara di sisi lain konsumen tetap bisa membeli gula dengan harga yang wajar.

“Karena untuk kepentingan nasional. Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto maupun pimpinan dewan, Indonesia harus swasembada pangan, termasuk gula,” kata Ahmad.

Tiga Masalah Tata Niaga Gula Nasional

Bulog menyoroti setidaknya tiga persoalan utama dalam tata niaga gula di Indonesia saat ini:

  1. Harga gula rendah akibat kebocoran stok gula kristal rafinasi (GKR) ke pasar konsumen. Fenomena ini terjadi bersamaan dengan turunnya harga gula dunia karena tingginya produksi di Brasil.

  2. Pendapatan petani tebu menurun karena harga jual tebu yang rendah.

  3. Pabrik gula kehilangan daya saing karena sulit berkompetisi dengan gula hasil impor.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED