Berapa Jumlah Langkah Jalan Kaki yang Ideal Agar Tetap Fit Setiap Hari
Jalan kaki dikenal sebagai aktivitas fisik sederhana yang mudah dilakukan siapa saja. Namun muncul pertanyaan, berapa sebenarnya jumlah langkah kaki...
Read more
Selama ini kita tahu bahwa olahraga aerobik—seperti berjalan cepat, bersepeda, renang—bisa memperkuat otot jantung, menurunkan denyut istirahat, dan memperbaiki sirkulasi darah. Namun penelitian terbaru yang dikutip oleh Healthline menunjukkan bahwa efek olahraga tidak berhenti di situ. Latihan aerobik nampaknya juga dapat “menata ulang” (remodel) beberapa syaraf yang mengontrol jantung.
Studi ini terutama fokus pada ganglia stelata (stellate ganglia), yaitu kumpulan saraf pada leher bagian depan yang menghubungkan sistem saraf otonom ke aktivitas jantung.
Para peneliti membagi tikus menjadi dua kelompok: kelompok terlatih dan kelompok tidak aktif. Kelompok terlatih menjalani latihan aerobik dengan treadmill selama 10 minggu dengan intensitas moderat.
Setelah periode latihan, para ilmuwan memeriksa kedua sisi ganglia stelata—kanan dan kiri—menggunakan teknik pencitraan 3D dan analisis stereologi untuk mengukur jumlah neuron (sel saraf), volume neuron rata‑rata (ukuran sel), dan volume keseluruhan ganglion.
Selain itu, mereka mencatat parameter kardiovaskular seperti denyut jantung serta tekanan darah untuk mengaitkan perubahan struktural dengan fungsi jantung.
Penemuan yang paling menarik adalah bahwa adaptasi saraf tidak terjadi secara simetris antara sisi kanan dan sisi kiri:
Di sisi kanan, tikus yang dilatih menunjukkan peningkatan jumlah neuron (empat kali lebih banyak) dibandingkan kelompok kontrol.
Namun, neuron-neuron di sisi kanan cenderung menyusut sedikit ukurannya (atropi ringan).
Sedangkan di sisi kiri, meskipun jumlah neuron tidak bertambah sebanyak sisi kanan, neuron‑nya mengalami pembesaran ukuran (hipertrofi).
Volum ganglion secara keseluruhan juga berubah: volume sisi kiri sedikit mengecil, sedangkan sisi kanan menyusut lebih signifikan.
Selain perubahan struktural tersebut, tikus terlatih memiliki denyut jantung yang lebih rendah dibandingkan tikus tidak aktif (sekitar 280 denyut per menit dibandingkan 314). Perbedaan tekanan darah (tekanan sistolik, diastolik, dan tekanan rata‑rata) tidak terlalu mencolok antara kedua kelompok.
Temuan ini membawa beberapa implikasi penting:
Adaptasi Otonom Jantung Lebih Kompleks
Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem saraf otonom yang mengatur jantung bisa beradaptasi berbeda berdasarkan sisi tubuh. Ini melengkapi pandangan lama bahwa adaptasi saraf olahraga itu homogen dan simetris.
Terapi yang Lebih Tepat Sasaran
Karena adaptasi berbeda antara sisi kanan dan kiri, perawatan yang melibatkan manipulasi saraf (misalnya blok saraf, denervasi selektif) mungkin bisa ditargetkan pada sisi yang lebih responsif, khususnya dalam kasus aritmia, nyeri dada, atau sindrom “broken heart”.
Remodelling Neural sebagai Salah Satu Mekanisme Manfaat Olahraga
Efek positif olahraga terhadap jantung selama ini dikaitkan dengan penguatan otot, pembuluh darah, dan metabolisme. Penelitian ini menambahkan bahwa remodelling syaraf pun memainkan peran penting, setidaknya pada model hewan.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...