6 Kebiasaan Pakai AC yang Bikin Boros Listrik, Waspadai Tagihan Membengkak
Pendingin ruangan atau air conditioner (AC) sudah menjadi perangkat penting di banyak rumah, terutama saat cuaca panas. Kehadiran AC mampu...
Read moreJerawat di dagu sering kali membuat orang merasa tidak percaya diri. Bahkan bagi sebagian orang, jerawat di area ini terasa lebih sulit hilang dibanding jerawat di dahi atau pipi. Mengapa demikian? Area dagu dan rahang memiliki banyak kelenjar minyak aktif yang sangat sensitif terhadap perubahan hormon.
Selain itu, dagu juga merupakan area yang sering disentuh tanpa sadar, baik ketika menopang dagu saat duduk, mengusap wajah, hingga menempelkan ponsel ke kulit. Semua kebiasaan ini bisa menjadi pemicu jerawat.
Untuk benar-benar mengatasinya, kita harus memahami apa saja faktor penyebabnya secara mendalam.
Hormon merupakan penyebab terbesar munculnya jerawat di dagu. Hormon androgen, yang merangsang produksi sebum (minyak alami kulit), cenderung meningkat pada masa pubertas, siklus menstruasi, kehamilan, hingga stres.
Ketika sebum berlebih bercampur dengan sel kulit mati, pori-pori mudah tersumbat. Akibatnya, bakteri penyebab jerawat berkembang dan memunculkan jerawat meradang. Inilah alasan jerawat di dagu sering muncul berulang setiap bulan pada wanita, terutama menjelang menstruasi.
Bahkan, jerawat di dagu sering dikaitkan dengan kondisi medis tertentu, misalnya PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), yang ditandai dengan ketidakseimbangan hormon pada wanita.
Apa yang kita konsumsi berpengaruh besar terhadap kondisi kulit. Makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti nasi putih berlebihan, roti, kue manis, dan minuman bersoda bisa memicu lonjakan gula darah.
Lonjakan ini akan merangsang produksi insulin yang mendorong kelenjar minyak bekerja lebih aktif. Akibatnya, kulit menjadi lebih berminyak dan jerawat lebih mudah tumbuh.
Selain itu, produk susu seperti keju, susu cair, atau yogurt dengan pemanis tambahan juga sering dikaitkan dengan jerawat hormonal. Kandungan hormon pada susu sapi dapat mengacaukan keseimbangan hormon dalam tubuh manusia.
Sebaliknya, makanan kaya serat, protein sehat, asam lemak omega-3 dari ikan, serta buah dan sayur segar bisa membantu menyeimbangkan hormon dan menjaga kulit tetap sehat.
Stres adalah faktor pemicu yang sering diremehkan. Saat seseorang berada dalam kondisi tertekan, tubuh melepaskan hormon kortisol. Hormon ini membuat tubuh waspada, tetapi juga memiliki dampak buruk pada kulit.
Kortisol merangsang produksi minyak berlebih di kulit, yang akhirnya memperparah jerawat. Tak hanya itu, stres juga membuat seseorang tidur kurang nyenyak, makan tidak teratur, dan menurunkan sistem imun, sehingga jerawat lebih sulit sembuh.
Kondisi ini menjelaskan mengapa saat menghadapi ujian, deadline pekerjaan, atau masalah pribadi, jerawat di dagu muncul tiba-tiba.
Jerawat di dagu juga bisa muncul karena faktor eksternal, misalnya sisa makeup atau debu yang menempel. Jika wajah tidak dibersihkan dengan benar, pori-pori bisa tersumbat.
Banyak orang hanya mencuci wajah sekali sehari atau lupa membersihkan makeup sebelum tidur. Padahal, kebiasaan ini bisa memperparah jerawat. Makeup yang tidak dibersihkan dengan baik juga bisa bercampur dengan minyak alami kulit, memicu peradangan, dan akhirnya menyebabkan jerawat meradang.
Khusus untuk dagu, area ini sering bersentuhan dengan masker, jilbab, atau kerah pakaian, sehingga rentan berkeringat dan kotor.
Kebiasaan sehari-hari juga memengaruhi kondisi kulit. Misalnya:
Kurang tidur membuat kulit kehilangan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Sering menyentuh wajah dengan tangan kotor memindahkan bakteri ke kulit.
Merokok bisa menurunkan kualitas kulit dan memicu jerawat lebih parah.
Jarang minum air putih membuat kulit kering, sehingga tubuh memproduksi lebih banyak minyak untuk mengimbanginya.
Perubahan gaya hidup sederhana seperti tidur cukup, menjaga kebersihan, dan minum air putih dapat membantu mengurangi jerawat di dagu.
Komedo hitam dan putih – disebabkan oleh pori-pori tersumbat minyak dan sel kulit mati. Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tapi mengganggu penampilan.
Jerawat meradang (papul/pustul) – jerawat merah, bengkak, kadang bernanah. Lebih sulit ditutupi makeup.
Jerawat hormonal – muncul berulang pada waktu tertentu, biasanya lebih dalam dan sakit saat disentuh.
Jerawat batu (cystic acne) – jenis paling parah. Terbentuk di bawah permukaan kulit, terasa nyeri, dan berisiko meninggalkan bekas luka permanen.
Memahami jenis jerawat yang dialami penting untuk menentukan cara perawatan yang tepat.
Cuci wajah dua kali sehari dengan sabun yang sesuai jenis kulit. Untuk kulit berminyak dan berjerawat, pilih yang mengandung salicylic acid atau benzoyl peroxide.
Salicylic acid membantu membuka pori-pori yang tersumbat, sementara benzoyl peroxide mampu membunuh bakteri penyebab jerawat. Jangan menggunakan sabun wajah terlalu keras karena bisa membuat kulit kering dan memperburuk jerawat.
Mengatur pola makan sangat penting. Kurangi makanan manis, gorengan, makanan cepat saji, serta susu olahan. Perbanyak asupan:
Sayuran hijau (bayam, brokoli, kale) yang kaya antioksidan.
Buah-buahan segar (jeruk, apel, beri) yang membantu detoksifikasi.
Ikan laut (salmon, sarden, tuna) kaya omega-3 untuk mengurangi peradangan.
Air putih minimal 2 liter sehari untuk menjaga kelembapan kulit dari dalam.
Banyak orang salah kaprah dan menganggap kulit berjerawat tidak perlu pelembap. Padahal, kulit yang terlalu kering justru akan memicu produksi minyak berlebih.
Gunakan pelembap ringan dengan formula non-comedogenic atau berbasis air. Bahan seperti hyaluronic acid dan niacinamide bisa membantu menjaga kelembapan sekaligus menenangkan kulit.
Kebiasaan menyentuh dagu tanpa sadar sering dilakukan ketika sedang berpikir atau duduk santai. Padahal, tangan penuh dengan bakteri dari berbagai benda yang kita sentuh sepanjang hari.
Hindari menyentuh wajah dan gunakan tisu atau kain bersih jika ingin mengusap dagu. Hal kecil ini bisa mencegah jerawat semakin meradang.
Olahraga rutin seperti jogging, yoga, atau berenang dapat menurunkan hormon stres. Aktivitas ini juga meningkatkan sirkulasi darah, sehingga nutrisi lebih mudah sampai ke kulit.
Meditasi dan tidur cukup juga penting. Usahakan tidur minimal 7 jam setiap malam agar tubuh memiliki waktu untuk memperbaiki sel-sel kulit.
Produk perawatan jerawat yang tersedia di pasaran bisa menjadi solusi. Beberapa kandungan efektif meliputi:
Retinoid: membantu mempercepat regenerasi sel kulit.
Niacinamide: mengurangi peradangan dan memperbaiki tekstur kulit.
Tea tree oil: bahan alami dengan sifat antibakteri.
Namun, penggunaan bahan ini sebaiknya bertahap untuk menghindari iritasi.
Jika jerawat di dagu tak kunjung hilang dalam jangka panjang, kunjungan ke dokter kulit bisa menjadi solusi terbaik. Dokter mungkin akan memberikan:
Obat minum (antibiotik atau hormon).
Krim dengan dosis khusus.
Perawatan medis seperti chemical peeling, laser, atau terapi cahaya biru.
Selalu bersihkan makeup sebelum tidur, meski hanya bedak ringan.
Rutin mengganti sarung bantal minimal seminggu sekali.
Menjaga pola tidur agar kulit punya waktu untuk regenerasi.
Minum cukup air putih setiap hari.
Eksfoliasi ringan 1–2 kali seminggu dengan scrub lembut atau toner AHA/BHA.
Beberapa bahan alami bisa membantu meredakan jerawat di dagu, misalnya:
Lidah buaya: menenangkan kulit meradang, mengurangi kemerahan.
Madu murni: mengandung sifat antibakteri alami.
Kunyit: antiinflamasi, membantu memudarkan bekas jerawat.
Teh hijau: kaya antioksidan, bisa dijadikan toner alami.
Meskipun alami, tetap lakukan patch test terlebih dahulu untuk memastikan tidak menimbulkan iritasi.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Pendingin ruangan atau air conditioner (AC) sudah menjadi perangkat penting di banyak rumah, terutama saat cuaca panas. Kehadiran AC mampu...
Read moreCloud cake adalah salah satu kreasi kue modern yang tengah populer. Dinamakan “cloud” karena teksturnya begitu lembut, ringan, dan lumer...
Kondisi sumber daya manusia di Indonesia masih menghadapi tantangan serius, terutama dalam bidang pendidikan. Data terbaru menunjukkan bahwa 56,1 persen...