Bongkar 4 Mitos Rekrutmen Kerja yang Sering Dipercaya, Ini Faktanya

Ilustrasi suasana rekrutmen kerja. (Sumber: Freepik)
Ilustrasi suasana rekrutmen kerja. (Sumber: Freepik)

Ilustrasi suasana rekrutmen kerja

Proses rekrutmen kerja di Indonesia kerap dibayangi berbagai mitos yang sudah lama beredar. Mulai dari anggapan bahwa penampilan fisik jadi penentu utama, lulusan kampus besar lebih diprioritaskan, hingga pekerja senior dianggap sulit beradaptasi dengan teknologi. Padahal, realitas di dunia kerja jauh lebih kompleks dan tidak sesederhana itu.

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui akun resminya menegaskan bahwa mitos-mitos semacam ini justru bisa menghambat kesempatan kandidat potensial. Talenta terbaik bisa lahir dari berbagai latar belakang, usia, maupun pengalaman. Oleh karena itu, penting bagi pencari kerja maupun perusahaan untuk menyingkirkan bias dalam rekrutmen.

Penampilan Bukan Ukuran Kompetensi

Banyak orang masih percaya bahwa penampilan fisik menentukan performa kerja. Nyatanya, kualitas karyawan lebih ditentukan oleh kompetensi, etos kerja, serta sikap profesional. Penampilan memang memberi kesan pertama, tetapi tidak bisa dijadikan patokan utama dalam menilai kemampuan seseorang.

Lulusan Kampus Besar Bukan Jaminan

Mitos lain yang sering beredar adalah hanya lulusan kampus ternama yang dianggap punya kualitas unggul. Faktanya, dunia kerja lebih menekankan pada keterampilan nyata, pengalaman kerja, serta kemampuan untuk terus belajar. Kandidat dari kampus kecil sekalipun bisa bersaing jika mereka memiliki skill yang relevan.

Produktivitas Tidak Ditentukan Usia

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED