Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Penyaluran Beras SPHP—program strategis pemerintah dalam stabilisasi harga pangan—memberi gambaran nyata terkait pentingnya mempercepat distribusi agar manfaatnya dirasakan luas dan cepat. Dari target distribusi sebesar 1,5 juta ton pada periode Juli–Desember 2025, hingga saat ini baru sekitar 327.718 ton (sekitar 22 persen) yang tersalurkan.
Banyak faktor yang memengaruhi laju distribusi Beras SPHP:
Prosedur teknis dan struktural seperti pengembangan sistem pelaporan berbasis aplikasi memang membutuhkan waktu adaptasi.
Koordinasi antar pihak—Perum Bulog, pemerintah daerah, distributor, serta masyarakat—masih perlu disinkronkan agar distribusi lebih efisien.
Infrastruktur logistik dan akses geografis yang belum merata turut memperlambat distribusi, terutama di wilayah terisolir.
Meski demikian, percepatan distribusi tetap menjadi prioritas bagi pemerintah sebagai salah satu kunci menjaga stabilitas harga beras dan melindungi daya beli masyarakat.
Pemerintah melakukan berbagai langkah konkret untuk mendorong percepatan distribusi SPHP:
Pelibatan Satgas Pangan Polri untuk mengawasi distribusi langsung ke pasar dan menindak pelanggaran Harga Eceran Tertinggi (HET).
Ekspansi jaringan distribusi melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih agar beras SPHP mudah diakses di pasar tradisional.
Pemanfaatan aplikasi digital “Klik SPHP” guna memantau distribusi secara real-time dan meningkatkan transparansi aliran stok.
Pengawasan lewat inspeksi lapangan oleh Menteri Dalam Negeri bersama Bulog dan Badan Pangan Nasional agar penyaluran tepat sasaran.
Program SPHP memiliki tujuan strategis ganda: menekan inflasi bahan pokok dan menjamin kesejahteraan sosial. Dengan adanya harga beras stabil dan terjangkau, masyarakat—terutama kelompok rentan—mendapatkan akses pangan pokok yang aman dan andal.
Ketersediaan stok yang memadai juga mencegah pemborosan. Cadangan Beras Pemerintah yang melimpah (sekitar 4,2 juta ton) perlu segera dimanfaatkan agar kualitasnya tetap terjaga dan tidak memburuk akibat penyimpanan lama.
Kualitas beras SPHP menjadi perhatian utama. Mutu rendah dapat mengganggu efektivitas program dan menurunkan kepercayaan konsumen. Perlu ada mekanisme pemrosesan ulang agar distribusi hanya beras layak konsumsi.
Risiko penurunan harga gabah lokal harus dihindari dengan mekanisme distribusi yang tidak membanjiri pasar secara tiba-tiba.
Pentingnya efisiensi distribusi agar tidak menciptakan ketergantungan impor dan menjaga produktivitas petani lokal tetap terjaga.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...