Skandal Keamanan: Aplikasi Perekam Panggilan “Neon” Mendadak Offline Setelah Bocorkan Data Pengguna

Aplikasi Neon yang viral tiba-tiba menghilang setelah bug mengungkap nomor telepon, rekaman panggilan, dan transkrip pengguna. Pelajari kronologi dan implikasi bocornya privasi digital ini. Foto: X/DigitalTrends

Latar Belakang & Daya Tarik Neon

Neon meluncur dengan konsep kontroversial: pengguna bisa mendapatkan imbalan uang jika mereka merekam panggilan telepon dan membagikan rekaman tersebut kepada perusahaan AI. Konsep ini cepat menarik perhatian publik—dalam sekejap Neon mencapai peringkat lima aplikasi gratis teratas di App Store.

Menurut data dari Appfigures, Neon telah diunduh puluhan ribu kali dalam waktu singkat, dengan rekor unduhan sekitar 75.000 dalam satu hari ketika aplikasi ini mulai viral.

Namun, popularitas tersebut berubah cepat ketika kelemahan serius dalam sistem keamanan aplikasi ditemukan.


Bagaimana Data Pengguna Bocor

Dalam pengujian internal, reporter TechCrunch membuat akun baru dan memverifikasi nomor telepon. Setelah melakukan beberapa panggilan tes, ditemukan bahwa server Neon mengizinkan akses ke data pengguna lain—tanpa otorisasi yang memadai.

Analisis jaringan menggunakan alat seperti Burp Suite mengungkap bahwa server aplikasi:

  • Memungkinkan pengguna yang masuk mengakses transkrip panggilan pengguna lain.

  • Menyediakan URL publik ke file audio panggilan yang dapat didengar siapa pun yang memiliki tautan.

  • Menampilkan metadata panggilan (nomor telepon pengguna, nomor lawan bicara, waktu panggilan, durasi) yang seharusnya rahasia.

Dalam satu uji kasus, TechCrunch berhasil melihat transkrip dari panggilan antara dua reporter mereka:

“Uh, it worked. Hooray. Okay. Thanks, mate.”

Semua ini menunjukkan bahwa server Neon tidak membatasi akses berdasarkan kepemilikan data, sehingga data pribadi pengguna nyata terekspos secara luas.


Respon dari Pihak Neon & Tindakan Penghentian

Begitu kelemahan itu diberitahu, pendiri Neon, Alex Kiam, merespons dengan mematikan server dan menghentikan operasional aplikasi sementara. Ia juga mengirimkan email kepada pengguna agar menonaktifkan aplikasi sementara waktu.

Dalam email tersebut, Neon menyebut:

“Your data privacy is our number one priority, … we are temporarily taking the app down to add extra layers of security.”

Menariknya, email itu tidak secara eksplisit menyebut kebocoran data atau jumlah pengguna yang terkena dampak. Juga belum jelas kapan Neon akan kembali beroperasi atau apakah mereka akan merilis versi perbaikan.

Hingga saat ini, Apple dan Google belum merespons secara resmi apakah Neon melanggar pedoman keamanan toko aplikasi mereka.

Baca Juga:  ChatGPT Bakal Minta KTP Pengguna: Tujuan dan Dampaknya untuk Privasi

Implikasi Privasi & Bisnis di Balik Skandal

Kasus Neon memperlihatkan betapa rentannya aplikasi yang menukarkan data pengguna dengan uang atau insentif lainnya. Beberapa poin penting yang muncul:

  1. Pertanggungjawaban keamanan minimal
    Ekspos data dari server Neon menunjukkan bahwa sistem kontrol akses datanya sangat lemah—data pengguna seharusnya hanya bisa diakses oleh pemiliknya, bukan oleh sembarang pengguna.

  2. Risiko regulasi & etika
    Menjual rekaman suara, metadata panggilan, dan transkrip pengguna tanpa perlindungan memadai berpotensi melanggar regulasi perlindungan data di berbagai negara.

  3. Kepercayaan pengguna terguncang
    Banyak orang yang menginstal Neon dengan harapan mendapatkan penghasilan tambahan atau ingin mencoba teknologi baru — tapi mereka cenderung tidak menyadari risiko keamanan yang tersembunyi.

  4. Dampak terhadap toko aplikasi
    Apple dan Google harus memastikan aplikasi di platformnya mematuhi standar keamanan dan perlindungan data. Kasus seperti Neon bisa mendorong penyempurnaan proses review aplikasi.

  5. Preseden bagi aplikasi sejenis
    Aplikasi lain yang menawarkan insentif berbasis data (misalnya aplikasi survei, aplikasi health tracking, aplikasi AI) bisa menjadi sorotan lebih karena model mereka bisa melirik data pengguna sebagai komoditas.


Faktor Teknis yang Memicu Kebocoran

Beberapa faktor teknis dalam kasus Neon:

  • Akses server tanpa otorisasi — server backend tidak memvalidasi bahwa suatu permintaan data berasal dari pemilik data.

  • URL publik ke file audio/transkrip — file audio dipublikasikan lewat tautan yang tidak terlindungi.

  • Logika kontrol akses yang rusak — metode pembatasan akses berdasarkan pengguna tampaknya tidak diterapkan atau rusak.

  • Skema bisnis berbasis data — model Neon bergantung pada penjualan data pengguna ke perusahaan AI, sehingga dorongan ekonomi bisa mengabaikan aspek keamanan.


Wawasan dari Analogi “Neon” & Keamanan Aplikasi

  • Model aplikasi yang memonetisasi data pengguna perlu menjaga trust by design, yaitu keamanan dan privasi dibangun sejak awal pengembangan.

  • Sistem validasi dan otorisasi harus ketat: hanya pemilik data yang dapat mengakses isinya.

  • Audit eksternal dan penetration test (uji penetrasi) wajib untuk aplikasi yang menangani data sensitif.

  • Transparansi kepada pengguna sangat penting: pemberitahuan kebocoran data, reaksi cepat, serta pengembalian kepercayaan harus dilakukan.

BERITA VIRALHARI INI

Tren Media News

32 subscribers • 39 videos • 6,583 views

TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.

01:19

Karyawan Gudang Garam Ceritakan 14 Tahun Perjalanan Sebelum PHK Massal

00:42

Turis Asing Cedera Parah Saat Jogging di Pantai Kuta #PantaiKuta...

00:58

Detik Detik Mobil Elf Terguling di Pemalang #Kecelakaan #CCTV #BeritaViral

00:15

Perselisihan Sengit! Emak Emak vs Remaja Motor #EmakEmak#PengendaraMotor#BeritaViral

01:26

Ricuh di Bintaro! Petugas Keamanan Ribut dengan Pedagang #BeritaViral #PedagangKerupuk

01:10

Miris! SDN Tegal Benteng di Bogor Nyaris Roboh #ViralVideo #SDNTegalBenteng

00:20

Aksi Penjarahan Kursi Roda di Grobogan, Pelaku Kini Jalani Pembinaan

00:42

Pria Berjaket Ojol Berlarian di Atas KRL di Stasiun Cikini,...

01:09

Pria Berbaju Merah Tertangkap Basah Bakar Fasilitas Umum di Tol...

00:58

Aksi Aliansi Perempuan di DPR Ditutup Doa & Cap Tangan,...

02:14

Kamera Pintar Awasi Kendaraan yang Nunggak Pajak dan Belum Uji...

02:30

GeoSpy: Alat AI yang Bisa Kejar Lokasi Foto Cuma dari...

02:30

GeoSpy: Alat AI yang Bisa Kejar Lokasi Foto Cuma dari...

00:33

Viral, Peserta Demo Sibuk Cuci Muka & Gosok Gigi di...

03:00

Waspada, 2,5 Miliar Pengguna Gmail Terancam Phishing Usai Data Bocor

03:01

Waspada, 2,5 Miliar Pengguna Gmail Terancam Phishing Usai Data Bocor

02:10

Waspadai Modus QR Code Berbahaya Bukan Sekadar Scan Biasa

02:10

Waspadai Modus QR Code Berbahaya: Bukan Sekadar Scan Biasa

02:09

Personel Marinir Dikerahkan untuk Menenangkan Demo di Mako Brimob Kwitang

01:36

Presiden Prabowo Sampaikan Belasungkawa dan Instruksikan Pengusutan Tuntas Insiden Demonstrasi

01:01

Pelajar Tanggamus Nekat Melintasi Jembatan Rusak, Demi Tetap Bisa ke...

01:03

Ribuan Ojol Mengiringi Pemakaman Affan Kurniawan ke TPU Karet Bivak

01:59

Kapolri Minta Maaf Usai Rantis Brimob Tabrak Ojol, Penanganan Resmi...

00:58

Viral Video Geber Motor, Siswa SMAN 1 Kampak Demo, Tuntut...

00:21

Drone PBAK UIN SATU Tulungagung 2025 Tabrak Dosen, Video Viral...

01:00

Petugas Damkar Palabuhanratu Viral, Padamkan Kebakaran Motor Sambil Pakai Daster

01:17

Kreator Malaysia Dikecam Usai Beri Nasi Tulang Ayam ke Tunawisma...

01:01

Pengunjung dan Karyawan Mie Gacoan Kompak Halangi Polisi, Lindungi Pendemo...

00:40

Ular Tertangkap Kamera Menempel di Roda Bus TransJakarta, Bikin Warganet...

00:37

GeoSpy: Alat AI yang Bisa Kejar Lokasi Foto Cuma dari...

BERITATERKAIT

REKOMENDASIUNTUKMU

BERITATERBARU

INSTAGRAMREELS