Nvidia membuat langkah besar di pasar semikonduktor dengan mengumumkan investasi USD 5 miliar untuk membeli saham Intel, menjadikannya pemegang saham sekitar 4% setelah penerbitan saham baru untuk menyelesaikan kesepakatan.
Kesepakatan ini bukan sekadar investasi finansial. Nvidia dan Intel setuju untuk bekerja sama dalam pengembangan beberapa generasi chip PC dan pusat data (data center), dengan perpaduan antara unit pemrosesan pusat (CPU) Intel dan unit pemrosesan grafis / akselerasi / kecerdasan buatan (GPU / AI) dari Nvidia.
Salah satu poin penting dari kerja sama ini adalah penggunaan teknologi koneksi cepat milik Nvidia, NVLink, yang akan memungkinkan CPU Intel dan GPU Nvidia berkomunikasi lebih efisien. Kinerja inilah yang dianggap sangat krusial dalam beban kerja AI dan data center, di mana banyak unit harus bekerja bersama dalam satu sistem besar.
Walau Intel dan Nvidia menjalin kolaborasi kuat, ada satu bagian yang tidak termasuk dalam kesepakatan: Intel tidak menjadi foundry—alias pabrik pihak ketiga—untuk memproduksi chip Nvidia. Artinya, Intel tidak akan menangani manufaktur chip Nvidia secara kontrak dalam kerjasama ini.
Investasi Nvidia ini muncul setelah Intel melalui pemerintah AS sempat mendapatkan 10% saham dari pihak pemerintah dalam upaya menyelamatkan perusahaan yang beberapa tahun terakhir berjuang menghadapi tantangan teknologi, kompetisi, dan tekanan finansial.
Efek pengumuman segera terasa di pasar saham: saham Intel melonjak lebih dari 25-26% seusai berita rilis. Saham perusahaan pesaing seperti AMD justru mengalami penurunan. Nvidia dan Broadcom juga mencatat kenaikan ringan.
Analisa dari para pengamat menyebut bahwa kesepakatan ini bisa membantu memperkuat posisi Intel dalam teknologi manufaktur chip generasi selanjutnya, termasuk prospek teknologi “14A” yang direncanakan untuk masa depan. Jika pengembangan ini berhasil, Intel bisa punya keunggulan lebih dalam balapan AI dan chip di dunia.
Dampak terhadap kompetisi juga menjadi sorotan: dengan dukungan Nvidia, Intel bisa lebih kuat melawan pesaing seperti AMD, sementara pabrikan chip kontrak besar seperti TSMC juga mendapat tantangan baru karena selama ini Nvidia sangat mengandalkan jasa manufaktur eksternal semacam itu.
Untuk konsumen PC, ini berarti bahwa di masa depan mungkin akan muncul produk-chip baru yang menggabungkan CPU Intel + GPU Nvidia dengan koneksi cepat, memberikan performa grafis yang lebih mulus dan AI yang lebih responsif.