Generasi Muda Jadi Ujung Tombak Transisi Energi, Bahlil Siapkan Beasiswa

Pemerintah terus mendorong upaya kemandirian energi nasional dengan menekankan pentingnya partisipasi generasi muda, khususnya mahasiswa dan aktivis muda. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa masa depan energi Indonesia akan ditentukan oleh kreativitas dan aksi nyata dari anak muda.

Dalam sebuah diskusi terbuka yang berlangsung di Jakarta, Selasa (7/10), Bahlil mengajak mahasiswa untuk lebih dari sekadar memahami isu energi, tetapi juga ikut berkontribusi langsung dalam gerakan transisi energi nasional.

Dorongan Inovasi dari Generasi Muda

Menurut Bahlil, energi bersih dan ramah lingkungan hanya bisa dicapai jika ada kolaborasi lintas sektor. Generasi muda dinilai memiliki semangat dan gagasan inovatif yang dibutuhkan untuk mempercepat langkah Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan impor bahan bakar.

“Jadi kita campur antara solar murni dengan CPO dengan methanol jadi FAME itu dicampur. Tujuannya apa? Agar CPO dalam negeri bisa dikonversi untuk jadi solar,” jelas Bahlil dalam acara tersebut.

Kebijakan Mandatori E10 untuk Bensin

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah juga menargetkan pengurangan impor bensin dengan menerapkan mandatori pencampuran etanol 10 persen (E10). Langkah ini sudah mendapatkan restu dari Presiden RI dan akan dijalankan secara bertahap.

“Kalau bensin ini, 60 persen konsumsi bensin kita itu masih impor. Maka ke depan kita akan dorong untuk ada E10. Presiden sudah menyetujui direncanakan mandatori 10 persen etanol. Tujuannya agar kita tidak banyak impor dan untuk menciptakan bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Kolaborasi Tanpa Beban APBN

Menurut Bahlil, langkah-langkah strategis yang diambil dalam program transisi energi ini tidak bertumpu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebaliknya, pemerintah akan menggandeng sektor swasta dan BUMN melalui pola kemitraan.

“Jadi yang pertama, kita mengerjakan ini tidak memakai dana APBN, sedikit sekali. Kita akan pakai kolaborasi dengan swasta,” tegasnya.

Proyek Energi Baru: Panel Surya dan Kilang Minyak

Sejumlah program konkret juga tengah digarap. Di antaranya adalah pembangunan pembangkit tenaga surya (solar panel) skala besar 80 gigawatt (GW) yang akan dikerjakan oleh PT PLN (Persero) bersama para investor.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) didorong untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas), serta memperkuat pembangunan kilang minyak dalam negeri untuk memperkokoh ketahanan energi nasional.

Dialog Interaktif dan Beasiswa Energi

Suasana diskusi antara Bahlil dan mahasiswa berlangsung santai namun sarat makna. Bahlil aktif berdialog langsung dengan peserta, menguji pemahaman mereka mengenai peta jalan transisi energi nasional. Ia juga mengapresiasi mahasiswa yang memberikan gagasan inovatif dengan memberikan beasiswa dan rekomendasi khusus.

Langkah ini dilakukan sebagai bentuk motivasi agar anak muda tidak hanya menjadi penonton, melainkan pelaku langsung dalam perjalanan energi Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan mandiri.

Peran Strategis Gen Z dalam Transisi Energi

Bahlil kembali menegaskan bahwa kemandirian energi bukan semata urusan pemerintah, tetapi cita-cita kolektif bangsa. Menurutnya, generasi muda tidak boleh hanya pasif menerima informasi, tetapi perlu mengambil tindakan konkret seperti:

• Mengembangkan inovasi berbasis teknologi energi baru dan terbarukan

• Menginisiasi kampanye literasi energi bersih di kampus dan komunitas

• Aktif mengikuti program pelatihan dan kompetisi energi nasional

• Terlibat dalam proyek penelitian energi alternatif

Referensi: Liputan6