Skenario Lolos Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Usai Kalah dari Arab Saudi
Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Arab Saudi dengan skor tipis 2-3 dalam laga perdana Grup B babak keempat Kualifikasi Piala...
Read moreFederasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengungkap bukti bahwa Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) telah melakukan pemalsuan dokumen dalam proses naturalisasi tujuh pemain tim nasional. Skandal ini langsung menuai respons keras dari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, yang menilai bahwa kasus ini merusak citra negara.
Menurut CNN Indonesia, FIFA merilis dokumen investigasi setebal 19 halaman pada Selasa (7/10). Dalam laporan itu disebutkan bahwa ketujuh pemain yang dinaturalisasi tidak memiliki kakek atau nenek yang lahir di Malaysia, yang artinya mereka tidak memenuhi syarat keturunan untuk membela timnas Malaysia sesuai aturan naturalisasi FIFA.
Menanggapi temuan tersebut, Hannah Yeoh menegaskan bahwa laporan FIFA adalah sesuatu yang harus ditanggapi dengan serius. Ia menilai peristiwa ini mencoreng kredibilitas sepak bola nasional dan bisa berdampak buruk pada reputasi Malaysia di mata dunia.
“Kami melihat ini sebagai isu serius yang perlu ditindaklanjuti segera,” kata Hannah Yeoh, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, dikutip dari News Straits Times.
Ia juga menekankan bahwa proses evaluasi dan pembenahan harus dilakukan, khususnya terhadap prosedur naturalisasi yang selama ini dijalankan oleh FAM.
Dalam dokumen yang dirilis FIFA, disebutkan bahwa tujuh pemain yang dinaturalisasi oleh Malaysia tidak memiliki keterikatan genealogis (keturunan) dengan negara tersebut. Hal ini melanggar regulasi FIFA tentang kelayakan pemain membela negara tertentu.
Berdasarkan peraturan FIFA, seorang pemain hanya bisa membela tim nasional jika:
Lahir di negara tersebut
Orang tua atau kakek-nenek lahir di negara tersebut
Telah tinggal selama periode tertentu secara legal di negara tersebut
Dengan tidak adanya garis keturunan yang sah, proses naturalisasi yang dilakukan dianggap tidak valid dan terindikasi menggunakan dokumen palsu.
Hingga berita ini ditulis, Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait tuduhan FIFA. Namun, tekanan publik dan sorotan internasional terus meningkat seiring viralnya laporan ini di media sosial dan media arus utama.
Beberapa media lokal Malaysia juga mulai mempertanyakan proses rekrutmen dan seleksi pemain naturalisasi yang selama ini dilakukan tanpa transparansi yang memadai.
Menurut pengamat olahraga, kasus ini bisa menjadi pukulan telak bagi strategi naturalisasi yang diandalkan Malaysia untuk mendongkrak prestasi sepak bola mereka di tingkat Asia Tenggara dan Asia.
Banyak pihak menilai bahwa Malaysia perlu meninjau kembali seluruh kebijakan naturalisasi, termasuk mekanisme verifikasi data keturunan dan validitas dokumen yang digunakan.
Menpora Hannah Yeoh juga mendorong adanya reformasi sistem administrasi di tubuh FAM, guna mencegah kasus serupa terulang di masa depan.
Skandal pemalsuan dokumen ini berpotensi mengganggu keikutsertaan Malaysia dalam kompetisi internasional, jika FIFA memutuskan untuk memberikan sanksi administratif atau larangan bertanding kepada pemain-pemain terkait.
Selain itu, FIFA bisa saja menjatuhkan sanksi kepada FAM jika terbukti adanya pelanggaran administratif atau manipulasi data secara sistematis. Hal ini akan memperburuk posisi Malaysia di pentas sepak bola dunia.
Kasus manipulasi atau pemalsuan dokumen dalam sepak bola bukan hal baru di kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya, beberapa negara lain juga pernah tersandung kasus serupa yang melibatkan usia pemain, identitas ganda, hingga manipulasi data keluarga.
Namun, skandal yang terjadi di Malaysia ini menjadi sorotan tajam karena melibatkan asosiasi resmi dan menyangkut identitas nasional dalam dunia olahraga.
Di media sosial, banyak netizen Malaysia menunjukkan kekecewaan mendalam atas terbongkarnya kasus ini. Beberapa dari mereka meminta transparansi dari FAM dan menuntut agar pihak-pihak yang terlibat diproses secara hukum.
Ada juga yang menyuarakan kritik terhadap kebijakan naturalisasi yang dianggap lebih mementingkan hasil instan dibanding pengembangan pemain lokal jangka panjang.
Menutup pernyataannya, Menpora Hannah Yeoh menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem naturalisasi dan tata kelola olahraga nasional.
“Kami akan pelajari lebih lanjut dan pastikan bahwa ke depannya proses seperti ini tidak lagi mencoreng wajah Malaysia di dunia internasional,” ujarnya.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia. Banyak penelitian yang menyoroti gaya hidup dan...
Gangguan penglihatan seperti mata minus ternyata bukan hanya persoalan visual semata. Menurut Dokter Spesialis Mata dari Yayasan Sentra Kolaborasi Kesehatan...