Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa lebih dari 29 ribu ton beras milik pemerintah yang disimpan di gudang Perum Bulog mengalami penurunan mutu. Data ini mencuat setelah inspeksi Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto di Gudang Bulog Ternate, Maluku Utara, pada 23 September 2025.
Menanggapi hal tersebut, Bapanas langsung mengadakan rapat koordinasi nasional pada 2 Oktober 2025 untuk mengevaluasi kualitas beras yang disimpan oleh Bulog.
Dalam rapat yang ditayangkan di kanal YouTube Kementerian Dalam Negeri, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis, mengungkap bahwa dari total 29,99 ribu ton beras yang turun mutu, 26,89 ribu ton merupakan beras luar negeri, dan 3 ribu ton sisanya berasal dari produksi dalam negeri.
“Beras yang mengalami turun mutu akan dilakukan reprocessing dalam rangka memperbaiki mutu beras tersebut ketika akan disalurkan,” ujar Nita.
Selain persoalan mutu, Bapanas juga menemukan bahwa sekitar 1,45 juta ton beras pemerintah telah disimpan di gudang Bulog lebih dari enam bulan. Jumlah ini setara dengan 37,95 persen dari total stok beras pemerintah saat ini, yang mencapai 3,84 juta ton.
Nita menegaskan perlunya pengawasan dan pengujian berkala terhadap kualitas cadangan beras. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dan kelayakan konsumsi, terutama dalam program bantuan pangan dan stabilisasi harga.
“Perum Bulog perlu melakukan pengujian kualitas CBP secara berkala,” ucap Nita.
Temuan ini awalnya muncul dari kunjungan Titiek Soeharto, yang merupakan Ketua Komisi IV DPR RI. Dalam kunjungannya ke Gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara, ia menemukan bahwa sekitar 1.200 ton beras lokal yang disimpan sejak Mei 2024 telah berubah warna menjadi abu-abu.
Sementara itu, stok beras impor dalam gudang yang sama masih tergolong dalam kondisi baik.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, tidak membantah temuan tersebut. Ia membenarkan bahwa memang ada 1.200 ton beras lokal yang mengalami penurunan kualitas, dan kini sedang dalam proses pengolahan ulang.
“Ada, betul (1.200 ton beras turun kualitas). Sekarang sedang di-processing ulang. Kita ada proses ulang, pengolahan ulang supaya layak dikonsumsi,” kata Rizal di Jakarta Pusat, Senin (29/9), seperti dilaporkan CNN Indonesia.
Rizal menjelaskan bahwa beras hasil proses perbaikan mutu nantinya akan disalurkan ke masyarakat melalui program-program seperti:
Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)
Bantuan Pangan (Banpang)
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...