Google Resmi Izinkan Pengguna Mengubah Alamat Gmail Secara Mudah
Google akhirnya merilis fitur baru yang telah lama dinantikan pengguna. Kini, alamat Gmail dapat diubah ke alamat baru yang sama-sama...
Read more
OpenAI resmi memperkenalkan aplikasi video AI terbarunya pada akhir September 2025. Menurut Reuters, langkah ini dilakukan untuk memperluas ekosistem kecerdasan buatan ke ranah video, setelah sebelumnya sukses dengan teknologi teks dan gambar. Aplikasi baru ini memungkinkan pengguna membuat konten video secara otomatis hanya dengan deskripsi teks sederhana.
Berdasarkan laporan media internasional, teknologi ini dinilai sebagai salah satu upaya paling ambisius OpenAI untuk memperluas dominasi di sektor AI kreatif. Namun, kehadiran aplikasi ini juga langsung memicu perdebatan mengenai hak cipta dan penggunaan materi berlisensi.
Salah satu isu terbesar yang muncul dari peluncuran aplikasi ini adalah potensi penggunaan konten berhak cipta. Menurut Reuters, sejumlah pihak di industri hiburan khawatir aplikasi tersebut dapat menciptakan video yang menyerupai karya berlisensi, mulai dari film hingga konten televisi.
“[Teknologi ini sangat menarik, tetapi kami tetap menekankan perlunya aturan yang jelas terkait hak cipta],” kata seorang analis industri kreatif di Amerika Serikat.
Kekhawatiran ini bukan hal baru. Sebelumnya, berbagai perusahaan teknologi besar juga menghadapi gugatan terkait penggunaan materi hak cipta dalam pelatihan model AI mereka. Kasus OpenAI kali ini menambah panjang daftar kontroversi seputar AI generatif.
Menurut Reuters, peluncuran aplikasi video AI ini juga dianggap sebagai strategi OpenAI untuk tetap unggul di tengah persaingan ketat dengan perusahaan lain, termasuk Google DeepMind, Anthropic, hingga startup berbasis AI video di Tiongkok.
Aplikasi baru ini didesain untuk mempermudah produksi konten digital dengan kecepatan lebih tinggi. Dengan begitu, OpenAI berharap dapat menarik pengguna dari kalangan kreator independen, perusahaan media, hingga lembaga pendidikan.
Di sisi lain, para pesaing juga tidak tinggal diam. Perusahaan raksasa teknologi lain terus berupaya menghadirkan solusi serupa yang lebih ramah terhadap aturan hak cipta.
Peluncuran aplikasi ini diprediksi membawa dampak signifikan bagi industri kreatif. Berdasarkan analisis pasar, kemampuan membuat video secara otomatis bisa memangkas biaya produksi konten digital hingga 50 persen. Dampaknya, perusahaan media dan studio independen berpotensi lebih efisien dalam menghasilkan video promosi, animasi, hingga konten edukasi.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...