Kenali Tanda-Tanda Janin Membutuhkan Nutrisi Sejak Awal Kehamilan

Ketahui apakah janin bisa lapar dan tanda-tandanya saat kehamilan muda menurut dokter. Tips untuk ibu hamil agar kebutuhan nutrisi janin tetap terpenuhi. Foto: Freepik
Ketahui apakah janin bisa lapar dan tanda-tandanya saat kehamilan muda menurut dokter. Tips untuk ibu hamil agar kebutuhan nutrisi janin tetap terpenuhi. Foto: Freepik

Ketahui apakah janin bisa lapar dan tanda-tandanya saat kehamilan muda menurut dokter

Apakah Janin Bisa Merasakan Lapar?

Pertama-tama, perlu ditegaskan bahwa janin tidak mampu merasakan lapar seperti manusia dewasa. Sistem saraf pusat janin belum berkembang penuh untuk memunculkan sensasi lapar atau kenyang seperti kita rasakan.

Selama masa kehamilan, janin mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan melalui plasenta dan tali pusat, yang menyediakan aliran oksigen dan zat gizi dari ibu ke bayi secara terus-menerus. Bahkan ketika ibu tidak makan dalam jangka waktu tertentu, tubuh ibu akan memanfaatkan cadangan lemak dan simpanan nutrisi agar transfer ke janin tetap berlangsung.

Dengan kata lain, “kelaparan” dalam arti konvensional tidak berlaku bagi janin. Meski demikian, ada sejumlah fenomena yang kadang dianggap sebagai tanda bahwa janin “ingin” lebih banyak nutrisi — atau sinyal bahwa tubuh ibu perlu memperhatikan asupan gizi. Berikut ulasannya.


Tanda-Tanda yang Sering Dianggap “Janin Lapar”

Berikut beberapa peringatan atau gejala yang sering dikaitkan dengan kondisi di mana ibu merasa “janin lapar.” Perlu diingat bahwa belum ada bukti definitif bahwa ini memang ekspresi kelaparan bayi di kandungan — sebagian hanyalah respons tubuh ibu atau variasi normal.

1. Gerakan Janin yang Meningkat atau Berubah Pola

Beberapa ibu melaporkan bahwa janin terasa lebih aktif menggeliat atau menendang ketika ibu merasa lapar. Studi pada 2014 menunjukkan bahwa peningkatan gerakan janin kadang terjadi berkaitan dengan waktu makan.

Penjelasannya bisa jadi: setelah tubuh ibu menerima asupan makanan, kadar glukosa darah naik, memberi “energi ekstra” yang kemudian memicu bayi untuk lebih aktif dalam periode singkat.

Namun, gerakan janin yang berubah juga dipengaruhi oleh banyak faktor: usia kehamilan, posisi bayi, kadar gula darah ibu, dan waktu makan.

2. Gerakan Janin Menurun atau Lemah

Di sisi lain, beberapa sumber menyebutkan bahwa gerakan janin yang berkurang bisa menjadi sinyal bahwa transfer nutrisi atau oksigen mungkin sedang tidak optimal.

Namun, gerakan janin yang berkurang tidak selalu berarti bayi lapar. Bisa saja bayi sedang tidur, ruang di dalam rahim makin terbatas, atau faktor fisiologis lainnya.

3. Detak Jantung Janin Melemah

Beberapa klaim menyebutkan bahwa detak jantung janin yang lebih lambat (misalnya < 100 denyut per menit) bisa jadi sinyal gangguan atau kurangnya asupan nutrisi.

Meski begitu, detak jantung janin sangat dipengaruhi oleh banyak hal — seperti posisi janin, stres ibu, dehidrasi, atau kondisi medis lainnya — sehingga tidak dapat langsung dikaitkan dengan “kelaparan.”

4. Kram Perut yang Terasa

Beberapa ibu hamil mengasosiasikan kram perut tiba-tiba dengan kondisi janin lapar.

Namun, perlu berhati-hati: kram bisa disebabkan banyak hal selama kehamilan — seperti perubahan hormon, tekanan pada otot rahim, gangguan sistem pencernaan, atau bahkan komplikasi.

5. Pola Hubungan Antara Rasa Lapar Ibu dan Respons Janin

Ada laporan yang menyebut bahwa sebagian ibu merasakan bahwa janin “bereaksi” terhadap rasa lapar mereka — misalnya bayi bergerak sebelum makan atau lebih aktif setelah ibu makan.

Beberapa penelitian kecil menunjukkan bahwa interaksi waktu makan ibu dan gerakan janin bisa berhubungan dengan berat lahir bayi: ibu yang merasakan gerakan intens saat lapar cenderung memiliki bayi dengan berat lebih kecil dibanding ibu yang tidak mengalami pola tersebut.

Meski menarik sebagai hipotesis, hubungan ini belum dibuktikan secara menyeluruh atau dianggap sebagai indikasi langsung “janin lapar.”


Kapan “Tanda Janin Lapar” Bukanlah Tanda Lapar?

Agar tidak salah tafsir, berikut beberapa poin penting untuk diingat:

  • Janin mendapatkan nutrisi melalui plasenta sepanjang waktu — tidak “makan” sendiri seperti manusia dewasa.

  • Sensor rasa lapar dan kenyang manusia dipicu oleh organ pencernaan dan hormon yang belum sepenuhnya operasional pada janin.

  • Banyak faktor bisa menyebabkan pergeseran pola gerak janin: kelelahan bayi, variasi waktu tidur bayi, posisi plasenta, dan ukuran ruang dalam rahim.

  • Kram, perubahan denyut jantung, atau gerakan lemah bisa berkaitan kondisi medis lain yang harus diperiksa oleh dokter kandungan.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED