Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Perubahan dunia yang serba cepat akibat kemajuan teknologi menuntut sistem pendidikan untuk terus beradaptasi. Di tengah arus globalisasi, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, serta kecakapan dalam memanfaatkan teknologi menjadi bekal utama bagi generasi muda. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa implementasi Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) dalam dunia pendidikan merupakan salah satu kunci untuk menjawab tantangan tersebut.
Dalam keterangannya, Lestari menyampaikan bahwa penerapan STEM tidak bisa dilakukan secara parsial. Diperlukan pendekatan yang terpadu agar peserta didik mampu mengembangkan kreativitas sekaligus berpikir kritis. Hal ini menjadi fondasi penting untuk mencetak generasi yang siap menghadapi perubahan zaman.
Sejalan dengan itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) baru saja meluncurkan panduan dan buku hasil kurasi khusus untuk memperkuat implementasi STEM di sekolah-sekolah. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi tenaga pendidik untuk mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika ke dalam metode pembelajaran sehari-hari.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa penguasaan STEM akan menjadi kunci dalam mencetak generasi adaptif, inovatif, serta berdaya saing global. Menurutnya, tanpa penguasaan keempat bidang tersebut, Indonesia akan sulit bersaing dalam era digital yang penuh kompetisi.
Meski langkah awal telah dilakukan pemerintah, Lestari Moerdijat mengingatkan bahwa implementasi STEM di sekolah membutuhkan kesiapan lebih dari sekadar panduan. Peserta didik perlu memiliki motivasi untuk mempelajari materi yang berbasis STEM. Sementara itu, tenaga pengajar harus dibekali dengan keterampilan khusus agar mampu menyampaikan materi dengan cara yang relevan dan menarik.
Di sisi lain, kesiapan infrastruktur juga menjadi tantangan besar. Masih banyak sekolah di daerah yang kekurangan fasilitas pendukung, mulai dari laboratorium sains, perangkat komputer, hingga jaringan internet yang memadai. Tanpa dukungan infrastruktur, implementasi STEM hanya akan menjadi wacana tanpa dampak nyata.
Salah satu elemen penting dalam keberhasilan penerapan STEM adalah guru. Tenaga pendidik tidak hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan kreativitas peserta didik. Lestari menekankan perlunya pelatihan intensif bagi guru agar mereka dapat memahami pendekatan pembelajaran berbasis STEM.
Dengan kompetensi yang memadai, guru dapat menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan. Peserta didik pun terdorong untuk lebih aktif dalam mencari solusi dari berbagai permasalahan, sehingga terbentuk pola pikir kritis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...