Xiaomi 17 Ultra Resmi Hadir di China dengan Kamera Leica Super Canggih
Xiaomi resmi meluncurkan Xiaomi 17 Ultra di China sebagai ponsel flagship terbaru. Model ini hadir dalam dua versi, yaitu standar...
Read more
Smartphone sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, baik bagi pelajar, pekerja kantoran, pebisnis digital, hingga masyarakat umum. Namun, salah satu tantangan terbesar adalah daya tahan baterai. Banyak orang mengeluh baterai cepat habis, menurun kualitasnya, atau bahkan rusak sebelum waktunya.
Artikel ini akan membahas secara lengkap cara optimalkan baterai smartphone agar awet lama. Mulai dari kebiasaan sederhana, fitur bawaan, hingga teknologi terbaru yang memengaruhi kinerja baterai.
Baterai adalah jantung dari smartphone. Tanpa baterai yang sehat, perangkat secanggih apapun akan terasa tidak berguna.
Untuk pelajar: baterai awet berarti bisa digunakan lebih lama untuk belajar online atau mengerjakan tugas.
Untuk pekerja kantoran: baterai tahan lama membantu tetap produktif tanpa harus bolak-balik mencari colokan listrik.
Untuk pebisnis digital: smartphone dengan baterai sehat mendukung komunikasi dan transaksi tanpa gangguan.
Cara kita menggunakan smartphone sangat menentukan umur baterai. Misalnya:
Membiarkan layar terlalu terang sepanjang waktu.
Terlalu sering bermain game berat.
Membiarkan aplikasi berjalan di background.
Saat ini, mayoritas smartphone menggunakan baterai Lithium-ion (Li-ion) atau Lithium-Polymer (Li-Po).
Kelebihan: ringan, cepat diisi ulang, kapasitas besar.
Kekurangan: sensitif terhadap suhu panas, mudah menurun kualitas jika salah perawatan.
Teknologi fast charging memang memudahkan, tapi juga bisa mempercepat degradasi baterai jika digunakan berlebihan.
Gunakan mode auto brightness atau turunkan kecerahan layar manual. Misalnya, saat di ruangan redup, layar tidak perlu terlalu terang.
Hampir semua smartphone kini memiliki fitur Battery Saver. Aktifkan saat baterai sudah di bawah 20% untuk memperpanjang daya.
Contoh nyata: jika tidak sedang butuh GPS, Bluetooth, atau Wi-Fi, lebih baik dimatikan. Fitur ini tetap menguras baterai meskipun tidak digunakan.
Jangan biarkan smartphone terlalu panas (misalnya ditaruh di dashboard mobil terkena sinar matahari langsung). Panas ekstrem mempercepat kerusakan sel baterai.
Update software biasanya membawa perbaikan manajemen baterai. Contoh nyata, update Android atau iOS terbaru sering kali lebih efisien dalam mengatur konsumsi daya.
Mengisi daya dengan charger palsu bisa merusak kesehatan baterai. Produsen biasanya sudah menyesuaikan voltase dan arus agar sesuai dengan perangkat.
Lebih baik isi ulang saat baterai berada di 20–30%. Membiarkan baterai benar-benar habis bisa memperpendek usia sel baterai Li-ion.
Kelebihan:
Isi daya lebih cepat, sangat berguna untuk orang sibuk.
Praktis saat darurat, misalnya sebelum rapat atau kuliah.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...