Libur Nataru Makin Mudah Nikmati Tarif Spesial LRT Jabodebek Maksimal Rp 10 Ribu
Bagi masyarakat yang berencana bepergian menggunakan LRT Jabodebek selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada kebijakan tarif yang...
Read more
Kedatangan perwira TNI ke Polda Metro Jaya menarik perhatian publik, terutama karena kasus ini menyeret nama seorang figur publik yang cukup dikenal di dunia digital, Ferry Irwandi. Kehadiran TNI dalam urusan hukum sipil pun menjadi sorotan, sebab langkah tersebut memperlihatkan keseriusan mereka dalam menindaklanjuti temuan patroli siber yang diduga mengandung unsur pidana.
Komandan Satuan Siber TNI, Brigadir Jenderal Jo Sembiring, menjadi sosok utama dalam pertemuan ini. Didampingi sejumlah staf, ia menegaskan bahwa kedatangannya bukan untuk melakukan pelaporan resmi, melainkan sebatas konsultasi hukum. Menurutnya, apa yang ditemukan TNI dari aktivitas patroli siber perlu dianalisis lebih jauh oleh aparat penegak hukum agar penanganannya tepat.
Nama Ferry Irwandi muncul dalam konteks dugaan tindak pidana setelah aktivitas digitalnya menjadi sorotan. Ferry dikenal sebagai pendiri Malaka Project, sebuah inisiatif yang bergerak di bidang konten kreatif dan kerap menyuarakan isu-isu sosial melalui media digital. Namun, dari hasil pemantauan TNI, terdapat sejumlah konten yang dinilai memiliki indikasi melanggar hukum.
Sayangnya, Brigjen Jo tidak merinci secara detail pasal apa saja yang mungkin dilanggar. Ia menegaskan bahwa penyidik kepolisianlah yang memiliki kewenangan penuh untuk menentukan apakah suatu temuan dapat dikategorikan sebagai tindak pidana. Meski demikian, fakta bahwa TNI merasa perlu membawa temuan ini ke ranah konsultasi dengan Polda Metro Jaya menunjukkan adanya dugaan serius.
Dalam keterangannya, Brigjen Jo mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mencoba menghubungi Ferry Irwandi secara langsung. Namun, nomor telepon yang biasa digunakan tidak dapat diakses. Ia bahkan berusaha menjangkau Ferry melalui staf terdekatnya, tetapi upaya itu pun belum membuahkan hasil.
Situasi ini menimbulkan spekulasi di kalangan publik, terutama karena Ferry sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan yang diarahkan kepadanya. Saat dikonfirmasi awak media, Ferry mengaku tidak mengetahui detail persoalan yang kini sedang ditangani oleh TNI dan Polri. Hal tersebut menambah teka-teki terkait kasus ini, mengingat belum ada kejelasan mengenai bentuk dugaan pelanggaran yang dimaksud.
Satuan Siber TNI selama ini memang memiliki tugas khusus dalam menjaga keamanan dunia maya, terutama yang berkaitan dengan kedaulatan negara, ancaman pertahanan, maupun stabilitas sosial. Dalam menjalankan fungsinya, mereka rutin melakukan patroli siber untuk mendeteksi potensi ancaman, baik berupa serangan digital, penyebaran hoaks, maupun konten yang dianggap bisa memicu konflik.
Patroli siber ini dijalankan dengan memanfaatkan teknologi analitik, pemantauan media sosial, hingga kerja sama lintas lembaga. Temuan terkait Ferry Irwandi didapat dari sistem pemantauan tersebut. Brigjen Jo menegaskan bahwa tugas TNI adalah mendeteksi dan menganalisis, namun langkah hukum lanjutan tetap harus berada di tangan kepolisian.
Pertemuan antara TNI dan Polda Metro Jaya disebut berlangsung dalam suasana formal dan penuh koordinasi. Konsultasi ini penting dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan antara aparat militer dan sipil. Dengan adanya komunikasi ini, diharapkan jalannya proses hukum dapat tetap transparan, akuntabel, serta sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.
📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral
Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!
Insiden wisatawan tenggelam kembali terjadi di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Wisatawan diimbau tidak berenang di sejumlah titik pantai karena terdapat...
Langkah Jay Idzes menuju San Siro terus menjadi sorotan. Bek Timnas Indonesia yang kini tampil solid bersama Sassuolo disebut siap...