Google Mulai Tergeser, Bos OpenAI Bicara Soal ChatGPT yang Jadi Penantang Baru

ChatGPT semakin populer hingga mulai menyaingi Google sebagai mesin pencari favorit. Bos OpenAI pun buka suara soal perubahan besar dalam cara orang mencari informasi di internet. Foto fail REUTERS
ChatGPT semakin populer hingga mulai menyaingi Google sebagai mesin pencari favorit. Bos OpenAI pun buka suara soal perubahan besar dalam cara orang mencari informasi di internet. Foto fail REUTERS

ChatGPT semakin populer hingga mulai menyaingi Google sebagai mesin pencari favorit

Beberapa tahun terakhir, dunia teknologi dihebohkan dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI) yang makin canggih. Dari sekian banyak produk AI, salah satu yang paling sering dibicarakan tentu saja ChatGPT. Kehadiran chatbot ini bukan cuma mengubah cara orang bekerja atau menulis, tapi juga perlahan-lahan mengguncang dominasi raksasa internet seperti Google.

Belakangan ini, bahkan muncul fenomena unik: banyak orang yang tadinya selalu mengandalkan Google untuk mencari informasi, kini beralih ke ChatGPT. Pergeseran ini ternyata cukup serius sampai menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk bos besar OpenAI—perusahaan di balik ChatGPT.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat ChatGPT begitu diminati? Dan bagaimana pandangan OpenAI soal tren ini? Mari kita bahas lebih dalam dengan bahasa yang santai.


Google yang Mulai Kehilangan Singgasananya

Sejak awal 2000-an, Google selalu jadi andalan utama orang di seluruh dunia ketika ingin mencari informasi. Mau cari resep masakan, berita terkini, sampai cara memperbaiki laptop—semua orang mengetikkan pertanyaan di kolom pencarian Google. Tidak heran jika Google sampai dijuluki “raksasa mesin pencari” yang nyaris tak tergantikan.

Namun, beberapa tahun terakhir, posisi itu mulai goyah. Kehadiran ChatGPT membuat banyak orang merasa lebih nyaman karena jawaban yang diberikan langsung padat, jelas, dan tidak perlu membuka puluhan link. Bandingkan dengan Google, yang masih menampilkan daftar panjang tautan yang harus dipilah satu per satu.

Perubahan perilaku ini membuat banyak analis menilai bahwa era dominasi Google sebagai satu-satunya pintu informasi mulai berakhir.


ChatGPT Lebih Personal dan Interaktif

Salah satu alasan mengapa ChatGPT cepat diterima publik adalah gaya komunikasinya yang lebih personal. Pengguna bisa bertanya dengan bahasa sehari-hari, bahkan bercakap-cakap panjang layaknya ngobrol dengan teman pintar.

Kalau di Google, kita hanya mengetik kata kunci lalu membaca berbagai artikel, di ChatGPT prosesnya jauh lebih praktis. Misalnya, ketika seseorang bertanya soal tips diet sehat, ChatGPT tidak hanya memberikan link artikel, tetapi langsung menyusun rangkuman, tabel menu, bahkan bisa menyesuaikan dengan preferensi pengguna.

Bagi sebagian orang, hal ini jauh lebih efisien dan terasa nyaman. Tidak heran, banyak yang akhirnya meninggalkan Google dan lebih sering membuka ChatGPT untuk keperluan sehari-hari.


Pernyataan Bos OpenAI

Dalam sebuah wawancara terbaru yang ramai diperbincangkan, bos besar OpenAI menyinggung soal fenomena ini. Ia mengakui bahwa pergeseran dari Google ke ChatGPT memang sedang terjadi, meski mungkin tidak serta-merta menggantikan Google sepenuhnya.

Menurutnya, ChatGPT tidak hanya dirancang untuk menjadi mesin pencari alternatif, tetapi lebih dari itu: sebagai asisten digital yang bisa membantu berbagai keperluan pengguna, mulai dari menulis, menganalisis data, merancang ide bisnis, hingga sekadar mengobrol.

Namun, ia juga menekankan bahwa Google tetap memiliki peran besar dalam ekosistem internet. “Kami tidak melihat ChatGPT sebagai pengganti total, melainkan sebagai pelengkap. Orang akan tetap membutuhkan Google, tapi cara mereka mencari informasi kini jadi lebih beragam,” begitu kira-kira intinya.


Kenapa Banyak Orang Beralih ke ChatGPT?

Kalau ditanya mengapa ChatGPT bisa membuat Google waspada, jawabannya sederhana: kemudahan.

  1. Jawaban instan
    Pengguna tidak perlu mengklik banyak link. ChatGPT langsung merangkum informasi dalam bentuk yang enak dibaca.

  2. Bisa menyesuaikan konteks
    ChatGPT memahami pertanyaan beruntun. Misalnya, setelah bertanya soal resep, pengguna bisa melanjutkan dengan, “Kalau untuk anak usia 5 tahun bagaimana?” dan ChatGPT tetap nyambung.

  3. Bukan sekadar pencarian
    ChatGPT bisa membuat draft email, menulis puisi, menganalisis angka, sampai membantu membuat kode program. Fungsi ini jelas melampaui sekadar mesin pencari.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED