Isu Nampan MBG: Dugaan Minyak Babi dan Label SNI Palsu Jadi Sorotan

Nampan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi sorotan usai muncul dugaan penggunaan minyak babi, impor ilegal, dan label SNI palsu. Pemerintah dan DPR siap melakukan evaluasi. Foto: mediaindonesia.com
Nampan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi sorotan usai muncul dugaan penggunaan minyak babi, impor ilegal, dan label SNI palsu. Pemerintah dan DPR siap melakukan evaluasi. Foto: mediaindonesia.com

Nampan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi sorotan usai muncul dugaan penggunaan minyak babi, impor ilegal, dan label SNI palsu

Isu terkait nampan makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendadak jadi perbincangan nasional. Investigasi dari Indonesia Business Post mengungkap dugaan serius: nampan yang dipakai di sekolah-sekolah penerima program bisa saja mengandung minyak babi, diproduksi dari bahan non-standar, bahkan disertai label SNI palsu.

Temuan ini mengundang banyak reaksi, baik dari pemerintah, parlemen, maupun masyarakat. Pasalnya, MBG adalah program besar yang ditujukan bagi 82,9 juta siswa di seluruh Indonesia. Wajar bila setiap isu terkait pelaksanaan program ini langsung mendapat sorotan luas.


Sikap Menteri Agama

Menteri Agama Nasaruddin Umar akhirnya memberi klarifikasi setelah isu ini ramai diperbincangkan. Saat memantau program MBG di MTSN 6 Jakarta Timur, ia mengatakan bahwa Kementerian Agama selama ini menerima peralatan MBG dalam kondisi sudah jadi. Karena itu, pihaknya menganggap semua proses awal sudah sesuai aturan.

Meski begitu, Nasaruddin menegaskan jika terbukti ada ketidaksesuaian, pemerintah tidak akan tinggal diam. Kementerian siap melakukan perbaikan dan penindakan agar masyarakat, terutama siswa, tetap terlindungi.


DPR RI Ikut Angkat Bicara

Isu ini juga memantik reaksi di Senayan. Komisi IX DPR RI menilai penting untuk melakukan klarifikasi langsung ke Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penyelenggara teknis program MBG.

Ketua Komisi IX, Irma Chaniago, menyebut dua hal krusial dari masalah ini:

  1. Kehalalan produk dan alat makan.

  2. Keamanan bahan yang digunakan dalam nampan.

Menurutnya, dugaan bahwa nampan dibuat dari stainless steel tipe 201 dan bukan 304 food-grade patut diperhatikan. Sebab, tipe 201 rawan melepaskan logam berat saat bersentuhan dengan makanan asam, dan hal ini bisa membahayakan kesehatan anak.


Fakta Dugaan yang Terkuak

Dari laporan investigasi IBP, berikut sejumlah poin penting yang memunculkan kehebohan:

  1. Label SNI Diduga Palsu
    Produk nampan dilengkapi label “Made in Indonesia” dan SNI, padahal sebenarnya diproduksi di Chaoshan, China.

  2. Bahan Tidak Sesuai Standar
    Penggunaan stainless steel tipe 201 lebih murah dibanding 304 food-grade. Namun, risikonya lebih besar untuk keamanan pangan.

  3. Pemakaian Minyak Babi dalam Produksi
    Disebutkan bahwa minyak babi dipakai sebagai pelumas mesin press dalam proses pembuatan nampan. Jika sisa minyak menempel, hal ini bisa menimbulkan masalah kehalalan.

  4. Impor Bermasalah
    Meski sudah ada aturan pembatasan impor, produk senilai triliunan rupiah masih masuk ke Indonesia.

  5. Kekhawatiran Orang Tua dan Siswa
    Program MBG seharusnya menjamin gizi dan kenyamanan anak sekolah. Namun, isu nampan ini justru menambah keresahan.

✍️ Ditulis oleh: Fadjri Adhi Putra & Fahmi Fahrulrozi
📌 Editor: Redaksi Tren Media

Ikuti Saluran Resmi Trenmedia di WhatsApp!
Dapatkan berita terkini, tren viral, serta tips inspiratif langsung dari redaksi.

📱 Saluran Trenmedia 🍳 Saluran Resep Masakan Viral

Klik dan bergabung sekarang – update terbaru langsung masuk ke WhatsApp kamu!

BERITATERKAIT

BERITATERBARU

INSTAGRAMFEED