Keputusan Presiden Soal Bapanas, Prabowo Tunjuk Amran Sulaiman Jadi Kepala Baru
Berdasarkan data dari sumber pemerintahan, beredar salinan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/P Tahun 2025 yang diteken oleh Presiden Prabowo Subianto...
Read moreMenteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal peluang dirinya maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada periode mendatang. Popularitas Purbaya yang kian melonjak setelah resmi menggantikan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menkeu sempat menimbulkan spekulasi di kalangan publik dan pengamat politik.
Namun, Purbaya justru menanggapi santai kabar tersebut. Ia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak memikirkan urusan politik dan lebih fokus pada tugas barunya di Kementerian Keuangan.
“Nggak, nggak mikir sama sekali. Kerja juga belum. Ini kan baru cuma di permukaan saja, yang di bawahnya belum kita sisir betulan. Jadi nggak kepikiran sama sekali. Gue nggak peduli juga,” kata Purbaya kepada wartawan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis malam (9/10/2025), dikutip dari wawancara yang dihadiri sejumlah media nasional.
Menurut Purbaya, meningkatnya popularitasnya di tengah masyarakat bukan karena faktor politik, melainkan karena kondisi ekonomi nasional yang menunjukkan tren positif. Ia menilai bahwa kenaikan popularitas seseorang yang memegang jabatan publik bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung dari performa ekonomi negara.
“Baru juga sebulan kerja, gila lo. Itu kan bisa berubah. Kalau ekonomi bagus, begitu turun, turun lagi. Ekonomi kan naik-turun, naik-turun. Jadi jangan cepat-cepat. Dan gue enggak mikirin juga,” tambahnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, kondisi ekonomi Indonesia pada September 2025 memang menunjukkan peningkatan indeks kepercayaan konsumen dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal itu turut mendorong optimisme publik terhadap kebijakan fiskal yang dijalankan oleh tim ekonomi pemerintah baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sebelum dipercaya menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa dikenal luas sebagai ekonom senior dan pernah memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pengalaman panjangnya di bidang ekonomi dan perbankan membuat dirinya dianggap layak menduduki posisi strategis di kabinet.
Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati pada 8 September 2025. Upacara pelantikan tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, dengan dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.
Setelah pelantikan itu, nama Purbaya mulai menjadi sorotan publik. Banyak pihak yang menilai kehadirannya memberi warna baru dalam kebijakan fiskal dan pengelolaan anggaran negara. Beberapa kalangan investor bahkan menyebut perubahan gaya kepemimpinan di Kemenkeu berpotensi memperkuat stabilitas ekonomi nasional.
Menariknya, Purbaya juga mengaku sempat terkejut dengan peningkatan minat publik terhadap dirinya. Dalam beberapa kesempatan, ia bahkan menyebut bahwa dirinya sempat merasa “seperti artis” lantaran banyak warga yang meminta foto bersama atau menghampirinya saat acara publik.
Salah satunya terjadi dalam acara Investor Daily Summit 2025 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta. Dalam forum tersebut, Purbaya sempat berkelakar bahwa ia malu karena disambut begitu antusias oleh para peserta meski dirinya baru sebulan bekerja.
“Tadi sebetulnya saya malu ke sini, orang-orang menyambut saya kaya artis. Padahal baru kerja satu bulan, hasilnya belum ada. Jangan sampai teman-teman kecewa, ya. Tapi sudah ada hasilnya deh, tuh IHSG sudah naik kencang,” ujar Purbaya sambil tertawa dan menunjuk ke arah layar presentasi di hadapannya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sempat mencatatkan kenaikan signifikan dalam kurun waktu satu bulan setelah Purbaya menjabat. Kenaikan ini disebut sebagai dampak positif dari sentimen pasar terhadap arah kebijakan fiskal yang dinilai lebih agresif dan responsif.
Namun, sejumlah analis pasar modal menilai bahwa faktor eksternal, seperti tren penguatan mata uang Asia dan meningkatnya minat investor asing di kawasan, juga turut memengaruhi kenaikan IHSG pada periode tersebut.
Ketika ditanya mengenai spekulasi yang mengaitkan kenaikan popularitasnya dengan kemungkinan menjadi calon wakil presiden, Purbaya menegaskan kembali bahwa ia tidak peduli dengan urusan politik. Menurutnya, terlalu dini untuk membicarakan hal semacam itu mengingat dirinya baru saja mulai bekerja dan masih banyak hal yang perlu dibenahi.
“Kerjaan saya masih banyak. Ini baru mulai memperkuat pondasi fiskal, baru satu bulan, masa udah mikir politik,” ujarnya.
Sikap santai Purbaya ini dinilai sebagian pengamat sebagai cerminan kepribadian yang realistis dan profesional. Berdasarkan analisis dari Center for Strategic Economic Studies, fokus Purbaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dianggap langkah tepat di tengah dinamika politik menjelang tahun-tahun penting bagi pemerintahan baru.
Setelah resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya dikabarkan tengah menyiapkan sejumlah kebijakan baru untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi dan menjaga daya beli masyarakat.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, program kerja awal Purbaya mencakup optimalisasi penerimaan pajak, efisiensi belanja negara, serta percepatan digitalisasi sektor keuangan publik. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga kredibilitas fiskal agar Indonesia tetap dipercaya investor asing.
Dalam beberapa pidatonya, Purbaya menegaskan bahwa arah kebijakan fiskal pemerintah tetap mengedepankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan fiskal. Ia menilai, pertumbuhan ekonomi yang stabil merupakan kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau ekonomi kuat, politik juga tenang. Jadi, saya lebih memilih fokus ke ekonomi daripada ngurusin isu politik yang belum tentu ada manfaatnya,” ucapnya dalam salah satu kesempatan.
Meski baru menjabat, Purbaya dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari menjaga stabilitas fiskal hingga memastikan inflasi tetap terkendali. Sejumlah ekonom memperkirakan, tahun 2026 akan menjadi tahun penentu bagi arah kebijakan ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi potensi perlambatan global.
Dalam situasi seperti ini, kehadiran Purbaya di Kemenkeu diharapkan mampu membawa pendekatan yang lebih adaptif. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2025 mencapai 5,3 persen secara tahunan (year-on-year), menandakan adanya tren positif setelah sempat melambat pada awal tahun.
Namun, Purbaya sendiri menegaskan bahwa pencapaian ini belum cukup. Ia mengingatkan seluruh jajarannya untuk tidak terlena dengan angka-angka sementara dan terus berupaya menjaga momentum ekonomi agar tetap berkelanjutan.
“Ekonomi itu fluktuatif. Sekarang naik, besok bisa turun. Jadi jangan cepat berpuas diri,” kata Purbaya dalam salah satu rapat internal di kementeriannya.
Dengan pendekatan yang realistis dan rendah hati, Purbaya tampaknya berusaha membangun citra sebagai pejabat publik yang fokus bekerja, bukan mencari popularitas. Meskipun sorotan publik terhadap dirinya meningkat, ia tetap menegaskan bahwa orientasi utamanya adalah memperkuat ekonomi bangsa.
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Aplikasi video berbasis kecerdasan buatan (AI) buatan OpenAI, yaitu Sora, mencuri perhatian publik hanya beberapa hari setelah peluncurannya.Dalam waktu kurang...
Cek Tanah Kini Bisa Dilakukan Secara Online Mengecek bidang tanah adalah langkah penting sebelum membeli atau mengelola lahan. Berdasarkan penjelasan...