ChatGPT Sering ‘Googling’ Lewat Google Search. Ini Alasannya
Meski terlihat sebagai pesaing Google Search, ChatGPT ternyata sering mengambil jawaban dari hasil pencarian Google. Temuan ini diungkap lewat investigasi...
Read moreDi sebuah pertemuan di New Taipei City, Taiwan, Rektor Binus University, Dr Nelly, mengambil topik menarik tentang AI. Ia bilang kalau mahasiswa, apapun jurusannya, wajib paham dasar-dasar AI. Kenapa? Karena itu penting supaya mereka bisa memanfaatkan teknologi ini dengan cerdas — bukan malah tergantung atau jadi korbannya.
Menurutnya:
“Kalau dia tahu, dia jadi bisa memanfaatkannya untuk kompetensi masing-masing. Kalau nggak, lebih bahaya.”
Artinya, memahami cara kerja AI fundamental bahkan lebih penting ketimbang menghindarinya. Kalau kita nggak paham, bisa jadi terjebak dalam ketergantungan, salah kaprah, atau bahkan disalahgunakan.
Gak cuma di lab atau startup, AI sebenernya sudah menyentuh kehidupan sehari-hari — misalnya saat kamu pakai email. Otomatis fitur saran kata atau prediksi kalimatnya juga hasil kerja algoritma AI, lho. Dr Nelly bilang, di platform harian seperti email, data kita sudah otomatis direkam dan dianalisis AI.
Jadi, sadar atau tidak, kamu sudah cukup akrab sama AI. Yang kurang biasanya cuma pemahamannya — gimana AI bekerja, data apa yang digunakan, sampai etika apa yang harus kita pegang saat pakai AI.
Toh gak cuma omong, Binus University sudah bergerak. Sejak 2017, kampus ini mendirikan AI Research and Development Center berkolaborasi dengan NVIDIA dan Kinetica. Tujuannya jelas: selain jadi pusat riset, juga tempat mahasiswa mengenal AI secara mendalam dan bertanggung jawab.
Nggak cuma Binus aja yang punya inisiatif. Di Harvard Graduate School of Education, dosen Houman Harouni juga memberi ide keren soal bagaimana guru dan mahasiswa harus merespons AI generatif.
Alih-alih menolak AI, Harouni justru men-support penggunaan AI di kelas — asal dengan pengalaman kritis dan reflektif.
Beberapa tipsnya:
Minta siswa bereksperimen dengan AI di rumah, dokumentasikan prosesnya, lalu bahas di kelas.
Latih mereka mempertanyakan jawaban AI, memahami kerangka logika yang muncul, dan menguji kualitas jawabannya.
Gunakan AI sebagai alat refleksi: ketika jawaban AI lebih baik dari milik siswa, itu jadi momen penting untuk belajar kritis dan introspeksi
TrenMedia.co.id, sebuah portal informasi digital yang hadir untuk menyajikan berita, artikel, dan tren terbaru. Kami percaya bahwa informasi yang tepat, akurat, dan relevan adalah kunci untuk membuka wawasan masyarakat di era serba cepat ini.
Meski terlihat sebagai pesaing Google Search, ChatGPT ternyata sering mengambil jawaban dari hasil pencarian Google. Temuan ini diungkap lewat investigasi...
Read moreKegagalan Timnas U-23 Indonesia menembus Piala Asia U-23 2026 membuka pertanyaan besar tentang nasib pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg. Hal...
Tape Singkong, Superfood Nusantara yang Sering Diremehkan Selama ini banyak orang beranggapan bahwa makanan sehat selalu identik dengan harga mahal...